Baca info terbaru dari campaign ini
Lihat Sekarang
Penurunan kondisi sosial ekonomi bertahun-tahun, telah mengakibatkan sektor kesehatan di Jalur Gaza minim infrastruktur dan peningkatan kapasitas SDM. Fasilitas yang ada selalu melebihi daya tampung, dan layanan kesehatan seringnya terganggu karena pemadaman listrik. Ditambah dengan kabar saaat ini bahwa Pernyataan yang keluar dari Presiden Amerika bahwa pemerintah Amerika mengakui bahwa jerussalem adalah Ibu Kota dari Israel, jelas sekali ini menjadi salah satu batu sandungan dari sekian banyak penghalang kemajuan ekonomi dari rakyat palestina.
Tantangan yang berat ini menjadi ancaman bagi kesehatan para penduduknya, yang kini telah memiliki risiko sangat tinggi. Keterbatasan bahan makanan dan meningkatnya kemiskinan menjadi indikasi bahwa rata-rata penduduk Gaza tidak bisa memenuhi asupan kalori yang ideal. Hal ini ditambah dengan kondisi 90 persen air yang ada di Gaza, tidak layak untuk konsumsi. (Sumber: unrwa.org)
Oleh karena itu, Rumah Zakat mendistribusikan bantuan pangan dan alat-alat kesehatan bagi para pasien di Rumah Sakit di Gaza beserta keluarganya. Paket bantuan ini merupakan hasil dari himpunan kepedulian Anda dan masyarakat Indonesia lainnya.
Mari bantu dan selamatkan semakin banyak penduduk Palestina, atas nama kemanusiaan. Anda bisa berbuat lebih banyak untuk rakyat dan negara Palestina...
Berikut adalah sedikit video yang mengambarkan sejarah palestina yang mungkin masih banyak yang belum kita ketahui sebelumnya.
Palestina merupakan bagian dari kerajaan Ottoman sampai di awal tahun 1900. Di sana, Muslim, Kristen dan Yahudi hidup berdampingan secara damai untuk waktu yang lama. Namun, segalanya berubah ketika dimulainya gerakan Zionist di Eropa. Gerakan ini merencanakan kemerdekaan dan pembentukan Negara Yahudi yang dicanangkan berada di wilayah Palestina.
Gelombang pertama migrasi Yahudi dari Eropa ke Palestina terjadi saat kerajaan ottoman mengalami keruntuhan di perang dunia pertama, hingga Palestina akhirnya berada dalam kekuasaan Kerajaan Inggris. Di tahun 1917, Kerajaan Inggris mendeklarasikan dukungannya untuk memberikan tanah air bagi bangsa Yahudi yang letaknya di Palestina .
Jumlah pemukim Yahudi meningkat, mengakibatkan terjadinya ketegangan antara penduduk Arab dan pemukim Yahudi. Ketegangan dan konflik yang terjadi diantara keduanya membuat Inggris menyerah dan menyerahkan wilayah Palestina kepada PBB. PBB kemudian merencanakan pembagian wilayah di Palestina menjadi dua bagian, yaitu Yahudi-Israel dan Arab-Palestina. Khusus untuk kota Yarusalem yang merupakan kota suci bagi tiga agama besar dunia yaitu Kristen, Yahudi dan Islam, berada langsung di bawah kekuasaan PBB.
Yahudi menerima pembagian wilayah yang dilakukan PBB dan kemudian mendeklarasikan berdirinya Negara Israel. Tahun 1948-1949 terjadilah perang bangsa-bangsa Arab dan Israel. Israel menang dalam perang tersebut, kemudian merebut sebagian besar tanah Palestina yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan PBB. Tanah Palestina pun dibagi menjadi tiga bagian, diantaranya Tepi Barat dan Yerusalem Timur dikuasi oleh Jordania; Gaza oleh Mesir dan sekitar 78% wilayah yang sebelumnya berada di bawah kekuasaaan PPB untuk bangsa Palestina, termasuk Yerusalem Barat dikuasai oleh Israel.
700,000 penduduk Palestina mengungsi meninggalkan tanah airnya. Besarnya gelombang pengungsi membuat hari itu dikenal sebagai hari Al-Nakba (Hari Malapetaka). Di tahun 1967, pecahlah perang 6 hari antara Israel dan negara-negara Arab, hasilnya seluruh tanah Palestina diduduki oleh Israel. Meski dengan adanya perjanjian damai secara formal, namun semuanya mulai memanas. Israel mulai melakukan pendudukan wilayah-wilayah Gaza dan Tepi Barat oleh pemukim Israel secara illegal.
Hingga kini, rakyat Palestina terus memperjuangkan hak atas tanahnya, melalui gerakan intifada 1 dan 2.
Lalu dimana keberpihakan kita saat ini?
mari berbuat nyata dan berbagi bahagia, bantu dan dukung warga Palestina! dengan berdonasi di program-program bantuan untuk Palestina.
#Love4Palestine : Selamatkan Palestina
Pertama dalam sejarah lima puluh tahun terakhir, sholat Jumat tidak dilaksanakan di kompleks Masjid Al Aqsa. Hal ini dikarenakan blokir yang dilakukan oleh Israel. Sebagai bagian dari protes warga Palestina atas kebijakan ini, maka sholat Jumat (14/07) pun dilaksanakan di luar tembok kompleks di bawah pengawasan militer.Mufti Masjid Al Aqsa, Syekh Muhammad Hussein pun ditahan dengan kekerasan dan kini dibawa ke lokasi yang tidak diketahui.
Selama ini, pemblokiran juga dirasakan oleh rakyat Palestina dari berbagai akses dan sumber daya kehidupan yang memadai. Mulai dari pangan, alat dan layanan kesehatan, air bersih, dan juga listrik yang kini pasokannya semakin terbatas karena dicabutnya pendanaan oleh pemerintah. Kondisi-kondisi diantaranya menjadikan PBB menyatakan bahwa di tahun 2020 nanti, Gaza sudah tak layak lagi untuk dihuni.
Indonesia melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Armanatha, sangat mengecam situasi genting yang saat ini terjadi di Kompleks Al Aqsa. "Dalam kaitan ini Indonesia mendesak Israel untuk tidak mengubah status quo Kompleks Al-Aqsa agar Masjid Al-Aqsa dan the Dome of the Rock tetap sebagai tempat suci untuk dapat diakses bagi semua umat Muslim," ungkapnya.
Rakyat Palestina berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan manusiawi. Mari peduli dan berbagi untuk membantu kehidupan mereka.
Foto : berbagai sumber
Disclaimer : SharingHappiness.org tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Disclaimer : SharingHappiness.org tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Pesan kamu akan langsung terkirim ke Rumah Zakat
Selamatkan Palestina
Palestine
Rp. 541.951.908
Open Goal
×
Kamu akan berdonasi untuk campaign
Selamatkan Palestina
Pesan telah dikirim ke fundraiser
Oops!
Pesan tidak dapat dikirim ke fundraiser