Share4Happiness adalah sebuah gerakan berupa ajakan yang di inisiasi oleh Rumah Zakat untuk berbagi dengan masyarakat yang sedang membutuhkan bantuan.

Dalam kurun waktu tertentu Share4Happiness memiliki tema yang beragam. Di bulan Mei sampai Juni 2018, Share4Happiness ini akan akan kami dedikasikan khusus untuk program Senyum Ramadhan seperti: Berbagi Buka Puasa, Kado Lebaran Yatim, Bingkisan Lebaran Keluarga, dan Syiar Quran. 

Agar sahabat bisa semakin merasakan berkah juga bahagianya bulan seribu bulan ini maka Sahabat bisa mulai berpartisimasi ikut berbagi kepada mereka yang sedang kekurangan. Semakin banyak sahabat yang berbagi, semakin banyak pula keluarga membutuhkan yang bisa kita bantu.

Mari Sahabat, bersama kita berbagi mewujudkan lebih banyak kebahagiaan untuk keluarga yang kekurangan...

Share now, Happiness will follow... Insya Allah.

Tahukah sahabat? di luar sana masih banyak saudara-saudara kita yang menunggu uluran tangan kita. Berikut beberapa video yang menunjukkan bahwa masih banyak orang di sekitar kita yang akan sangat bahagia jika kita berbagi dengan mereka...

Meski hidup dalam keterbatasan kakak beradik Zidna dan Nazil tidak pernah mengeluh akan kehidupan mereka. Zidna dan Nazil bahkan rela mengumpulkan uang jajannya untuk membeli ayam kampung. Setiap hari mereka berdua bergantian memelihara ayam tersebut dengan harapan kelak jika sedang terdesak bisa mereka jual. “Setidaknya kalau ada kekurangan beli buku atau alat tulis kami bisa beli dari hasil jual ayam”, kata Nazil.

***

Sejak di tinggal suaminya pada tahun 2009 lalu, Ibu Titik harus berjuang menghidupi ketiga anaknya dengan cara berjualan kerupuk. Namun menurut ibu Titik penghasilannnya saat ini belum juga bisa menghidupi keluarganya. “Penghasilan dari jualan kerupuk ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan saya dan anak-anak,” tutur Titik Larasati.

***

Ibu Siti Mariam saat ini hanya tinggal bersama anak laki-laki satu-satunya di sebuah rumah bilik beralas tanah di Desa Purworejo, Kendal. Demi mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari ibu Siti harus bekerja sebagai buruh tani serabutan yang penghasilannya hanya Rp25.000 hingga Rp50.000 per hari. Tentu penghasilannya tidak mampu mencukupi kehidupannya sehari-hari maka ibu Siti terpaksa harus berhutang. 

Menurut ibu Siti saat ini hutangnya mencapai 1 juta, dan itu angka yang cukup besar untuknya. Selain untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari, bu Siti juga berjuang untuk tetap terus menyekolahkan anaknya. “Sekarang ini utang saya lebih dari 1 juta (menitikkan air mata), Biarlah saat ini kami kesulitan. Asalkan anak saya bisa sekolah, bisa jadi orang. Insya Allah nanti rezekinya bertambah,” ujar Mariam.

***