Suriah Kembali Memanas, Mari Kita Bantu
terkumpul dari target Rp. 100.000.000
SURIAH KEMBALI MEMANAS
Serangan udara kembali memenuhi langit-langit kota Ghouta, Suriah pada hari Minggu lalu (18/02). Rudal dan bom meluncur, bukan saja menghancurkan rumah dan gedung-gedung, juga menyebabkan sekitar 300 warga sipil meninggal dan 1.400 lainnya terluka.
Serangan udara yang terjadi membuat sekitar 400.000 warga Ghouta hidup dalam ketakutan. Kondisi di Ghouta khususnya Ghouta timur, yang dikepung sejak 2013, telah semakin mengkhawatirkan. Warganya mengalami kekurangan pangan, obat-obatan dan kebutuhan dasar lainnya.
Karena itulah, Rumah Zakat mendistribusikan bantuan pangan bagi sekitar 900 warga Suriah di Ghouta.
"Semoga bantuan pangan ini dapat mengurangi sedikit beban hidup mereka sehari-hari," ungkap Andri Murdianto, Crisis Center Rumah Zakat.
Sahabat, perhatian dan kepedulian kita kepada mereka sangatlah berarti. Mari bantu warga Suriah.
=======
WISMA YATIM DAN PUSAT PEMBERDAYAAN PEREMPUAN UNTUK PENGUNGSI SURIAH
Hari Selasa ini (18/04), Tim Kemanusiaan Rumah Zakat untuk Suriah memulai aksinya dengan mengunjungi camp pengungsi di Reyhanli yang merupakan wilayah perbatasan antara Turki dan Suriah.
Camp pengungsi di Reyhanli
“Kami mengawali kunjungan ke pabrik roti yang selama ini memasok kebutuhan makanan pengungsi Suriah. Setiap hari pabrik roti ini memproduksi 1 juta roti untuk didistribusikan kepada 170ribu jiwa yang berada di shelter pengungsi,” jelas Joko Pamungkas, Overseas Department Head Rumah Zakat yang tergabung dalam Tim Kemanusiaan Untuk Suriah.
Pabrik roti yang selama ini memasok kebutuhan makanan pengungsi Suriah
Lokasi kedua yang dikunjungi adalah Wisma Yatim, yaitu komplek dimana anak yatim yang sudah tidak ada saudara tinggal. Wisma Yatim ini merupakan salah satu program Rumah Zakat, yang diperuntukkan bagi 1000 anak dan akan dapat mulai ditempati pada akhir April 2017.
Tempat tidur untuk para pengungsi Suriah
“Satu villa (rumah) dapat ditempati 18 anak dengan fasilitas kamar tidur, kamar mandi, rumah utama, ruang belajar, dapur, dan 6 pengasuh yang dibagi menjadi 2 shift siang dan malam. Wisma Yatim juga dilengkapi dengan mini market, klinik baik untuk pengobatan fisik maupun trauma healing, boarding school, lapangan olahraga, dan masjid,” tutur Andri Murdianto, Special Program and Crisis Centre Department Head Rumah Zakat yang tergabung dalam Tim Kemanusiaan Untuk Suriah.
Satu villa (rumah) dapat ditempati 18 anak dengan fasilitas kamar tidur, kamar mandi, rumah utama, ruang belajar, dapur, dan 6 pengasuh
Tim Kemanusiaan Rumah Zakat untuk Suriah juga mendistribusikan paket makanan kepada anak-anak di Asrama Yatim Reyhanli yang dihuni oleh 87 anak yang orang tuanya meninggal akibat perang. Usia anak-anak di asrama ini berkisar antara 6-12 tahun.
Rumah Zakat mendistribusikan paket makanan kepada anak-anak di Asrama Yatim Reyhanli
“Kami tak hanya memberikan paket makanan, tadi kami sempat bermain juga dengan mereka. Senang sekali melihat dan mendengar tawa anak-anak ini,” ujar Pamungkas.
Joko Pamungkas bersama anak-anak Suriah
Selain Wisma Yatim dan bantuan paket makanan untuk anak-anak di Asrama Yatim, Rumah Zakat juga menggulirkan program Pusat Pemberdayaan Perempuan bagi pengungsi Suriah, khususnya para wanita. Dalam program ini, Rumah Zakat membangun sebuah gedung yang menjadi pusat aktivitas para wanita Suriah yang mengungsi, dimana mereka merupakan janda yang ditinggal suaminya akibat perang. Di sini ada sekitar 950 wanita Suriah yang terdaftar.
“Di gedung ini banyak dilakukan berbagai aktivitas pemberdayaan, seperti pelatihan bahasa Arab dan bahasa Turki agar pengungsi Suriah dapat berbaur dengan masyarakat lokal, pelatihan tahfidz Qur’an, kursus kecantikan dan kursus menjahit agar kedepannya mereka bisa mandiri, dan konsultasi kejiwaan,” ungkap Andri.
Gedung pemberdayaan pengungsi Suriah
Aktivitas Tim Kemanusiaan Rumah Zakat di hari Selasa ini (18/4) diakhiri dengan mengunjungi pengungsi Suriah yang terluka akibat perang. “Kami mengunjungi satu bangunan yang dihuni oleh 20 pengungsi Suriah yang mengalami cacat akibat perang. Ada yang kehilangan kakinya, ada yang kehilangan matanya, bahkan ada yang mengalami gangguan jiwa. Kami mencoba berkomunikasi dan menyemangati mereka, serta memberikan bantuan paket makanan,” ujar Andri.
Anak Suriah yang mengalami cacat akibat perang
Terima kasih kepada Sahabat di Indonesia yang telah turut berkontribusi dalam program #Love4Syria. Semoga Allah membalas kebaikan Sahabat dengan berlipat ganda. Aamiin
Mari terus bergerak, bantu saudara Muslim Suriah
***
ANAK-ANAK MENJADI KORBAN SERANGAN SENJATA KIMIA DI SURIAH
Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) menyatakan bahwa serangan senjata kimia yang terjadi di Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib, Suriah telah menyebabkan 58 orang meninggal. Sementara itu Mohammed Rasoul, Penanggung Jawab Layanan Ambulance di Idlib melaporkan bahwa yang meninggal adalah 67 orang dan 300 orang luka-luka. Dan salah satu badan bantuan, Uni Perawatan Medis dan Organisasi-organisasi Bantuan (UOSSM), menyebutkan korban meninggal lebih dari 100 orang.
Edlib Media Center (EMC) dan LCC meyakini bahwa zat yang digunakan dalam serangan adalah zat saraf Sarin, yang sangat beracun dan dianggap 20 kali lebih mematikan dibanding sianida. Ahli senjata kimia, Dan Kaszeta mengatakan bahwa untuk menentukan apakah benar Sarin digunakan hanya dengan memeriksa video klip, sangat susah. Dia menambahkan bahwa serangan itu bisa merupakan hasil dari bahan kimia apa pun karena semua zat kimia cenderung "menimbulkan efek fisiologis yang sama pada tubuh manusia”. Sarin hampir mustahil untuk dideteksi karena bening, tidak berwarna dan tidak mengandung rasa, serta dalam bentuknya yang paling murni, tidak memiliki bau.
Kelompok Syrian Observatory for Human Rights mengutip sumber-sumber medis di Khan Sheikhoun yang menyebutkan terdapat 11 anak-anak yang meninggal dunia. Adapaun mereka yang terdampak serangan yang diduga kimia mengalami gejala-gejala seperti muntah-muntah, pingsan dan mengeluarkan busa dari mulut.
Mohammed Rasoul mengatakan bahwa ia menerima kabar tentang serangan udara sekitar pukul 06.45 waktu setempat pada Selasa (04/04). Ketika tiga mobil ambulansnya tiba di lokasi sekitar 20 menit kemudian, petugas medis mendapati warga dalam kondisi sesak nafas di jalan, kata Rasoul. "Tim kami masih berada di sana, memindahkan pasien dari satu tempat ke tempat lain karena rumah sakit penuh. Saya berkomunikasi dengan tim saya dan mereka baik-baik saja, tetapi kondisi di sana sangat buruk dan sebagian besar dari mereka yang menderita adalah anak-anak," tambahnya.
Jika serangan ini memang serangan gas, maka serangan kali ini tercatat sebagai salah satu serangan kimia yang paling banyak merenggut korban jiwa di Suriah sejak pecah perang saudara enam tahun lalu.
***
Sebuah tragedi kemanusiaan terburuk terjadi di Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib Utara, Suriah. Daerah yang dikuasai oposisi itu diserang dengan gas kimia hingga menewaskan puluhan orang dan anak-anak, Selasa (4/4/2017).
Aktivis oposisi menilai, serangan ini merupakan serangan terburuk dalam perang di Suriah sejak tahun 2013.
Arab News melaporkan, sebuah rumah sakit di wilayah tersebut ikut hancur. Menurut kelompok HAM Suriah yang berbasis di Inggris, serangan gas kimia tersebut telah menewaskan kurang lebih 58 jiwa, termasuk 11 anak-anak.
Seruan untuk Hentikan Perang, Seruan untuk Kemanusiaan
Sahabat, lagi-lagi saudara-saudara muslim kita di Suriah didera serangan dan kehilangan banyak nyawa, diantaranya adalah anak-anak tak berdosa.
Sebagai muslim, kita tak bisa tinggal diam. Mari serukan pada dunia bahwa perlakuan manusiawi adalah hak segala bangsa, termasuk mereka yang ada di Suriah. Rumah Zakat mengajak Sahabat untuk peduli dan berbagi melalui program #Love4Syria, mari kita himpun sebanyak mungkin bantuan untuk meredakan duka mereka.
***
Salah satu diantara program yang diinisasi Rumah Zakat untuk warga Syria adalah menyediakan armada ambulans.
Kini Syria kembali berduka, karena serangan darat dan udara yang semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan puluhan ribu memerlukan evakuasi dari puing-puing reruntuhan kota yang hancur karena perang.
Mobilisasi ribuan manusia, evakuasi mulai dilakukan setelah ada kesepakatan gencatan senjata (foto: Malek al-Shimale)
Berdasarkan artikel yang dirilis Al Jazeera, proses evakuasi mendapatkan halangan sehingga harus ditunda bahkan menyebabkan timbulnya korban jiwa (foto: Reuters)
Banyak diantara korban perang di Syria adalah anak-anak (foto: AFP)
Sobat, saatnya kita berbuat nyata untuk saudara kita di Syria
Demi kemanusiaan, mari kita bantu mereka untuk mendapatkan kembali hak hidup mereka yang terampas bertahun-tahun.
#SaveAleppo #SaveHumanity
Save
